Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhirnya memenangkan perolehan suara di negara bagian kunci, Ohio. Persaingan Obama dan penantangnya, Mitt Romney, sangat ketat. Ini ditunjukkan dengan selisih suara yang hanya mencapai 10.987 suara saja.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Rabu (7/11/2012), prosentase perolehan suara Obama dan Romney di negara bagian Ohio sama-sama 49 persen.Selisih suara keduanya sangat tipis. Obama mengumpulkan 2.405.063 suara seementara Romney mendapatkan 2.394.076 suara.
Negara bagian Ohio yang memiliki 18 Electoral College vote ini, termasuk dalam battleground states yang menjadi penentu kemenangan kandidat dalam pilpres AS. Bersama dengan 3 negara bagian lain, yakni Florida, Virginia, dan North Carolina, Ohio merupakan swing states yang menjadi rebutan kedua kandidat.
Wilayah-wilayah tersebut didominasi oleh swing voters, yakni pemilih yang belum menentukan pilihannya, sehingga suara mereka bisa berpengaruh besar pada kemenangan para capres. Saat masa kampanye, kedua capres pun berlomba-lomba menggalang dukung di negara bagian Ohio.
Diketahui juga bahwa sepanjang sejarah pilpres AS, belum pernah ada capres dari Partai Republik yang bisa memenangkan pilpres tanpa memenangkan perolehan suara di negara bagian ini. Pada pilpres kali ini, Romney kalah suara di Ohio.
Berdasar penghitungan CNN, secara nasional Obama berhasil meraih 46.159.364 suara, sedangkan Romney sedikit lebih banyak dengan 46.380.720 suara. Meski lebih unggul, perolehan popular vote tidak berpengaruh terhadap hasil pilpres. Sebab yang diperhitungkan adalah perolehan suara Electoral College.
Diketahui bahwa penghitungan perolehan suara Electoral College menunjukkan Obama jauh mengungguli Romney dengan 290 suara melawan 201 suara. Dibutuhkan 270 suara Electoral College untuk memenangkan pilpres AS. Obama pun dipastikan menjabat sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Rabu (7/11/2012), prosentase perolehan suara Obama dan Romney di negara bagian Ohio sama-sama 49 persen.Selisih suara keduanya sangat tipis. Obama mengumpulkan 2.405.063 suara seementara Romney mendapatkan 2.394.076 suara.
Negara bagian Ohio yang memiliki 18 Electoral College vote ini, termasuk dalam battleground states yang menjadi penentu kemenangan kandidat dalam pilpres AS. Bersama dengan 3 negara bagian lain, yakni Florida, Virginia, dan North Carolina, Ohio merupakan swing states yang menjadi rebutan kedua kandidat.
Wilayah-wilayah tersebut didominasi oleh swing voters, yakni pemilih yang belum menentukan pilihannya, sehingga suara mereka bisa berpengaruh besar pada kemenangan para capres. Saat masa kampanye, kedua capres pun berlomba-lomba menggalang dukung di negara bagian Ohio.
Diketahui juga bahwa sepanjang sejarah pilpres AS, belum pernah ada capres dari Partai Republik yang bisa memenangkan pilpres tanpa memenangkan perolehan suara di negara bagian ini. Pada pilpres kali ini, Romney kalah suara di Ohio.
Berdasar penghitungan CNN, secara nasional Obama berhasil meraih 46.159.364 suara, sedangkan Romney sedikit lebih banyak dengan 46.380.720 suara. Meski lebih unggul, perolehan popular vote tidak berpengaruh terhadap hasil pilpres. Sebab yang diperhitungkan adalah perolehan suara Electoral College.
Diketahui bahwa penghitungan perolehan suara Electoral College menunjukkan Obama jauh mengungguli Romney dengan 290 suara melawan 201 suara. Dibutuhkan 270 suara Electoral College untuk memenangkan pilpres AS. Obama pun dipastikan menjabat sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar